Media Pembelajaran
1)
Pengertian Media Pembelajaran
Kata media berasal
dari bahasa Latin medius yang secara harfiah berarti tengah, perantara,
atau pengantar. Association of Education and Communication Technology (AECT)
(1986: 43) memberikan definisi media sebagai sistem transmisi (bahan dan
peralatan) yang tersedia untuk menyampaikan pesan tertentu. Pendapat lain
mengemukakan bahwa media adalah suatu sarana yang digunakan untuk menyampaikan
pesan dari seorang komunikator kepada komunikan (Suranto, 2005: 18). Sedangkan
Trini Prastati (2005: 3) memberi makna media sebagai apa saja yang dapat
menyalurkan informasi dari sumber informasi ke penerima informasi.
Heinich dan
kawan-kawan (1996: 8) mengartikan media sebagai perantara yang mengantar
informasi dari sumber kepada penerima. Dengan demikian televisi, film, foto,
radio, rekaman audio, gambar yang diproyeksikan, bahan-bahan cetakan, dan
sejenisnya adalah tergolong media. Apabila media tersebut membawa pesan-pesan
atau informasi yang mengandung maksud dan tujuan pengajaran maka media itu
disebut media pembelajaran.
Secara lebih khusus
Briggs dalam Trini Prastati (2005: 4) mengatakan media sebagai sarana
fisik untuk menyampaikan isi atau materi pembelajaran. Sarana fisik tersebut
dapat berupa buku, tape rekorder, kaset, kamera video, film, slide, foto,
gambar, grafik, televisi, dan komputer. Sependapat dengan pendapat di atas,
Wang Qiyun & Cheung Wing Sum (2003: 217), menyatakan bahwa dalam konteks
pendidikan, media biasa disebut sebagai fasilitas pembelajaran yang membawa
pesan kepada pembelajar. Media dapat dikatakan pula sebagai bentuk-bentuk
komunikasi baik tercetak maupun audio visual dan peralatannya, sehingga media
dapat dimanipulasi, dilihat, dibaca, dan didengar.
Dengan demikian media
pembelajaran dapat dikatakan sebagai alat-alat grafis, photografis, atau
elektronis, yang dapat digunakan untuk menangkap, memproses, dan menyusun
kembali informasi visual atau verbal. Media merupakan komponen sumber belajar
atau wahana fisik yang mengandung materi instruksional di lingkungan siswa yang
dapat merangsang siswa untuk belajar.
2)
Macam-Macam Media Pembelajaran
Media pembelajaran
berkembang dari waktu ke waktu, seiring dengan perkembangan teknologi. Beberapa
ahli menggolongkan macam-macam media pembelajaran dari sudut pandang yang
berbeda.
Bretz membagi media
menjadi tiga macam yaitu media yang dapat didengar (audio), media yang dapat
dilihat (video), dan media yang dapat bergerak. Media visual dikelompokkan lagi
menjadi tiga yaitu gambar visual, garis (grafis), dan simbol verbal. Selain
menggolongkan media menjadi tiga macam di atas, Bretz juga membagi media
menjadi media transmisi dan media rekaman (Trini Prastati, 2005: 9-10).
Schramm (1977: 21)
membedakan media menurut jumlah audiens yang dilayaninya menjadi:
massal, klasikal, dan individual. Yang termasuk media untuk massal antara lain
televisi, radio, dan internet. Media untuk klasikal adalah OHP, papan tulis,
slide, videotape, poster, foto, dan lain-lain. Sedangkan media yang bersifat
individual dapat berupa hand out, telepon, dan Computer Assisted Instruction
(CAI).
Heinich (1996: 8)
menjabarkan media pembelajaran dalam bukunya meliputi: nonprojected media,
projected media, audiomedia, motionmedia, computer mediated instruction,
computer based multimedia and hypermedia, media radio and television. Nonprojected
media berupa photographs, diagrams, displays, dan models. Projectedmedia
terdiri dari slides, filmstrips, overhead transparencies, dan computer
projection. Audiomedia berupa cassettes dan compact discs,
sedangkan motionmedia berupa video dan film.
Azhar Arsyad (2007:
29) mengelompokkan meda pembelajaran menjadi empat kelompok, yaitu media
hasil teknologi cetak, media hasil teknologi audio visual, media hasil
teknologi komputer, dan media hasil gabungan teknologi cetak dan komputer.
Sementara Seels &
Glasgow (1990: 181-183) membagi media berdasarkan perkembangan terknologi,
yaitu media dengan teknologi tradisional dan media dengan teknologi
mutakhir. Media dengan teknologi tradisional meliputi: (a) visual diam yang
diproyeksikan berupa proyeksi opaque (tak tembus pandang), proyeksi overhead,
slides, filmstrips; (b) visual yang tidak diproyeksikan berupa gambar,
poster, foto, charts, grafik, diagram, pameran, papan info; (c) audio
terdiri dari rekaman piringan dan pita kaset; (d) penyajian multimedia
dibedakan menjadi slide plus suara dan multi image; (e) visual dinamis yang
diproyeksikan berupa film, televisi, video; (f) media cetak seperti buku
teks, modul, teks terprogram, workbook, majalah ilmiah, berkala, dan
hand out; (g) permainan diantaranya teka-teki, simulasi, permainan papan; (h)
realita dapat berupa model, specimen (contoh), manipulatif (peta, miniatur,
boneka).
Sedangkan media
dengan teknologi mutakhir dibedakan menjadi: (a) media berbasis telekomunikasi
diantaranya adalah telekonfrence dan distance learning; (b)
media berbasis mikroprosesor terdiri dari CAI (Computer Assisted
Instruction), Games, Hypermedia, CD (Compact Disc), dan Pembelajaran
Berbasis Web (Web Based Learning).
Penggolongan media
yang lebih aktual dikemukakan oleh Lee & Owen (2004: 55-56) dengan delapan
tipe media pengiriman. Kedelapan media tersebut adalah instructor-led,
computer-based, distance broadcast, web-based, performance support systems
(PSS), dan electronic performance support systems (EPSS).
Berdasarkan
macam-macam media tersebut di atas, menunjukkan bahwa media pembelajaran
senantiasa mengalami perkembangan seiring kemajuan ilmu dan teknologi.
Perkembangan media pembelajaran juga mengikuti tuntutan dan kebutuhan
pembelajaran, sesuai dengan situasi dan kondisi yang ada.
3)
Fungsi dan Manfaat Media Pembelajaran
Levie & Lents
dalam Azhar Arsyad (2007: 16) mengemukakan empat fungsi media pembelajaran,
khususnya media visual, yaitu fungsi atensi, fungsi afektif, fungsi kognitif,
dan fungsi kompensatoris.
Fungsi atensi media
visual merupakan inti, yaitu menarik dan mengarahkan perhatian siswa untuk
berkonsentrasi kepada isi pelajaran yang berkaitan dengan makna visual yang
ditampilkan atau menyertai teks materi pelajaran. Media gambar atau animasi
yang diproyeksikan melalui LCD (Liquid Crystal Display) dapat memfokuskan
dan mengarahkan perhatian mereka kepada pelajaran yang akan mereka terima. Hal
ini berpengaruh terhadap penguasaan materi pelajaran yang lebih baik oleh
siswa.
Fungsi afektif media
visual dapat terlihat dari tingkat keterlibatan emosi dan sikap siswa pada saat
menyimak tayangan materi pelajaran yang disertai dengan visualisasi. Misalnya,
tayangan video gambar simulasi kegiatan pengelolaan arsip, video penggunaan
mesin-mesin kantor, dan sejenisnya.
Fungsi kognitif media
visual terlihat dari kajian-kajian ilmiah yang mengemukakan bahwa lambang
visual atau gambar memperlancar pencapaian tujuan untuk memahami dan mengingat
informasi atau pesan yang terkandung dalam gambar. Sedangkan fungsi
kompensatoris dari media pembelajaran dapat dilihat dari hasil penelitian bahwa
media visual membantu pemahaman dan ingatan isi materi bagi siswa yang lemah
dalam membaca.
Secara lebih khusus,
Kemp & Dayton dalam (1985: 3-4) mengidentifikasi delapan manfaat media
dalam pembelajaran, yaitu:
”(1) penyampaian
perkuliahan menjadi lebih baku, (2) pembelajaran cenderung menjadi lebih
menarik, (3) pembelajaran menjadi lebih interaktif, (4) lama waktu pembelajaran
dapat dikurangi, (5) kualitas hasil belajar siswa lebih meningkat, (6)
pembelajaran dapat berlangsung di mana dan kapan saja, (7) sikap positif siswa
terhadap materi belajar dan proses belajar dapat ditingkatkan, (8) peran guru
dapat berubah ke arah yang lebih positif.”
0 komentar:
Posting Komentar